Sabtu, 22 September 2012

REFLEKSI PERKULIAHAN 3 (Senin, 17 September 2012)


ALANGKAH LUASNYA BERFILSAFAT
Filsafat disebut ibu dari ilmu pengetahuan Karena obyek filsafat meliputi semua yang ada dan yang mungkin ada. Jika tidak ada itu ada adakah yang tidak ada? Sebenarnya kata-kata ada tidak ada itu untuk mempertajam dan membisakan olah pikir kita, artinya tidak terlalu penting jawaban anda itu ada atau tidak ada, yang penting itu mengapanya. Tidak ada itu ada. Jelas, itu bisa diomongkan, apalagi dipikirkan, sangat bisa.
Ada dua sistem waktu, series B itu sebelum, sesudah. Series A itu kemaren, sekarang, yang akan datang. Kita tidak mungkin menunjuk waktu yang sekarang, karena belum selesai kita menunjuk waktu sudah berubah menjadi lampau, karena waktu lampau dan yang akan datang itu menjadi satu kesatuan, tidak bisa dipisah-pisah. Dengan kecepatan cahaya sekalipun kita tidak akan bisa menunjuk waktu yang sekarang, maka waktu yang sekarang itu didefinisikan dengan waktu yang lampau dan waktu yang akan datang. Implementasinya ialah kita hidup itu tidak bisa terputus dari waktu lampau, sekarang, dan yang akan datang. Ingatan-ingatan kita suatu saat pasti akan muncul, tidak bisa dilupakan. Oleh karena itu kejadian/keadaan hidup itu bermacam-macam dikaitkan dengan waktu, atau gejala fenomena pada kehidupan sehari-hari, yaitu kejadian hidup yang sehat, kalau kita bicara hidup yang sehat, filsafat yang sehat. Kalau kita belum baca elegi berarti kita tidak sehat, grafiknya tidak sehat. Tanda hidup yang sehat adalah bertahap, yang halus, yang smooth, gradual. Hidup yang tidak sehat adalah hilang tanpa kabar, tidak ada berita. Kondisi yang tidak sehat itu bisa diatasi dengan berkomunikasi. Missing link itu juga menyebabkan kondisi tidak sehat, hidup tidak sehat, filsafat tidak sehat.
Dejavu itu mirip seperti mimpi, ada gejala-gejala apa itu mimpi, dan sebagainya. Kalau itu bisa kita pakai dengan metode ilmiah ya gunakan metode ilmiah, kalau perlu menggunakan laboratorium, di laboratorium fisika, laboratorium kimia. Atau gunakan hipotetical analisis. Penggunaan hipotetical analisis itu tergantung orangnya,kalau orangnya sudah punya pengalaman itu namanya refleksi, tapi kalau belum punya pengalaman itu sebetulnya ngawur. Dunia metode, dunia pendekatan itu adalah epistemology, atau genetic epistemology, yaitu mempelajari mimpi berdasarkan kerja otak, otaknya dipelajari strukturnya, cara kerjanya, responnya, segala macam dipelajari semua. Kalau dia sedang sedih otaknya seperti apa, sedih seperti apa, tanggal muda seperti apa. Itu berdasarkan karakter otak, dan itu tidak ada yang menjamin bahwa itu benar, semuanya hanya hipotetical saja (berdasarkan penelitian-penelitian saja). Apakah mimpi yang contohnya mimpi digigit ular itu dikaitkan dengan sesuatu yang ilham? Mimpi itu sama dengan ilham (ilham yaitu pencerahan sekonyong-konyong, jelas secara tiba-tiba, yang bersangkutan tidak bisa menjelaskan). Ruh dilihat dari sisi konsep, dia adalah pikiran kita, pikiran manusia untuk menggambarkan, membedakan antara orang hidup dan orang mati, ini secara filsafat. Kalau secara spiritual buka kitab sucinya, bagaimana kitab suci itu bicara tentang ruh. Sehingga berbagai macam jenis pengalaman manusia itu kadang-kadang dejavu.
Apa fungsi kebimbangan dalam hidup? Bimbang harus dibagi menjadi dua, bimbang di dalam pikiran dan bimbang di dalam hati. Dalam pikiran silahkan kembangkan kebimbangan anda, carilah sebanyak-banyak kebimbangan, karena itu adalah awal daripada pengetahuanmu, tapi janganlah kau biarkan kebimbangan walaupun satu di dalam hatimu. Karena satu kebimbangan di dalam hatimu adalah seekor setan. Pribadi yang tangguh adalah pribadi yang selalu berikhtiar menggapai harmoni, yang dinamis, yang fleksibel, sesuai dengan konteksnya, dan kreatif, tidak berhenti selalu mencari metode. Maka pribadi yang tangguh adalah pribadi yang hermenetika, yang hidupnya menggunakan metode-metode hidup. Ciri-ciri metode hidup adalah akan menghasilkan sifat-sifat yang harmoni, sifat-sifat yang sehat. Ibarat gangsingan, yang keras sekali berputarnya, ditendang ke sana pun masih muter lagi. Itu kita meniru alam, karena bumi itu sebetulnya adalah pribadi yang tangguh. Kenapa bumi itu tangguh dan hidup? Karena dia berikhtiar. Bumi itu berputar pada porosnya dan juga berevolusi mengelilingi matahari. Seperti itulah maka bumi sebetulnya menggapai harmoni, maka Tuhan telah menciptakan makhluk apapun yang diciptakan sebesar-besar maslahat untuk kepentingan manusia agar bisa meniru metode hidup, hidupnya alam semesta ini. Maka dalam bahasa jawa ada ajaran-ajaran namanya Astabrata, misalnya, watak ing bumi seperti apa, watak ing bulan seperti apa, watak ing srengenge seperti, benda-benda yang ada semua mempunyai sifat. Maka pimpinan itu harus mempunyai watak Astabrata itu, sifat bumi, sifat matahari, sifat rembulan, sifat angin, sifat tanah, sifat laut, dst. Pribadi yang tangguh tidak bersifat berhenti, tetapi bersifat berjalan. Sesuatu yang berhenti adalah melawan kodrat.
Segala macam ilmu-ilmu itu muncul setelah era Auguste Comte, ilmu alam dengan pengetahuan alam itu lain, kalo ilmu bersifat struktur kalau pengetahuan bersifat singular.  Singular itu pengetahuan satu, pengetahuan dua, pengetahuan tiga, dst, kalo ilmu pengetahuan itu satu dengan yang lain terstruktur dalam wadahnya dan saling terrelasi. Obyek-obyek yang pertama dipelajari orang adalah obyek alam.
Bagaimana hakekat membedakan orang yang satu dengan orang yang lain? Elegi itu selalu  mencari harmoni, pemberontakan para beda itu selalu ada sampingnya pemberontakan para sama. Pemberontakan yang lain diimbangi dengan pemberontakan yang lain, demikian seterusnya, supaya yang satu ada tesis, yang lain ada antitesisnya. Hakekat orang satu dengan orang yang lain itu berdimensi. Yang membedakan setiap ada dan yang mungkin ada pada dirimu itu berpotensi mebedakan yang ada dan yang mungkin ada terhadap diriku. Ada itu salah satunya dilihat dari potensi. Misalnya kamu ada duit, artinya ada potensi untuk membeli, dll. Jd hakekatnya itu berdimensi mulai dari materialnya, bentuk normalnya, normatifnya, sampai pada spiritualnya. Jangankan diri saya dengan orang lain. Diriku dengan diriku yang tadi pun kita mampu membedakannya, dan itu juga berdimensi. Diriku yang tadi dilihat dari sisi materinya, tekanan darahnya,  dll.
Perbedaan dari berpikir biasa, berpikir ilmiah, dan berpikir filsafat diuraikan sebagai berikut.  Berpikir biasa itu berpikir orang awam, disana itu mix, campur, sumbernya juga campur, orangnya campur, idenya campur, itu namanya common sense. Berpikir ilmiah yang membedakan obyek dan metodenya, kalo berpikir filsafat yg membedakan juda obyek dan metodenya. Berpikir biasa itu biasanya tidak sistematis, misalnya kalau saya ktemu dengan teman lama, dia kalau bercerita lama sekali, atau tidak fokus. Orang yang berpikir common sense itu tidak berpola, sedangkan kalo berpikir ilmiah itu polanya diperkuat oleh logikanya dan evidence. Berpikir filsafat itu merangkum semua metode yang ada, dan berfikir filsafat itu tidak lain tidak bukan adalah filsafat ilmu, atau epistemologi. Berpikir filsafat itu tidak bisa lepas dari macam2 pengetahuan, kemudian bagaimana membenarkannya, bagaimana referensinya, bagaimana perkembangannya, dan seterusnya. Sedangkan untuk common sense itu biasanya percakapan dalam kualitas satu, kualitas metafisik, misalnya saya melihat dirimu hanya karena warna baju. Kualitas kedua adalah mengapa. Common sense itu biasanya jarang kepada sampai mengapa. Kalo dalam filsafat itu artinya potensi untuk menggali kualitas pertama, kedua, ketiga, keempat, artinya metafisik. Common sense itu adalah bahasa yang mudah dipahami, dan elegi itu adalah common sense. Maka ukuran berfilsafat seseorang, apakah seseorang mampu berelegi atau belum, diukur dari apakah dia sudah mampu memperbincangkannya dengan bahasa common sense atau belum. Kalau bahasa anda masih sulit diterima oleh orang awam, itu anda masih problematik, masih bermasalah dalam berfilsafat.
Perbedaan dari kejaiban dan mukjizat hidup dijaleskan sebagai berikut. Sesuatu keajaiban itu adalah suatu kejadian positif yang tidak bisa dijelaskan, di luar akal dan pikiran, itu lebih dari sekedar gambling. Mukjizat itu dikonotasikan munculnya itu dari atas, dari Tuhan YME. Mukjizat itu pasti ajaib, tapi ajaib belum tentu mukjizat.
Keberadaan tidak ada itu penting sekali, contohnya ruang hampa udara, manfaatnya dengan hubungannya dengan teknologi. Sebagai contoh, kalau di candi Borobudur itu paling tinggi ada stupa itu isinya tidak ada apa-apanya. Ketidak adaan itu penting. Antara tidak ada dan ada itu ada apa? Itu merupakan pertanyaan filsafat.
Setinggi-tinggi dimensi filsafat masih kalah dengan dimensi spiritual, karena setinggi-tinggi dimensi filsafat dia masih berpikir, masih menggunakan olah pikir. Ketika engakau masih menggunakan pikiranmu, jangan harap doamu khusu’. Ketika kita sedang berdoa, itulah saatnya pikiran kita harus berhenti. Setinggi-tinggi dimensi berfilsafat itu kalau seseorang itu sudah mampu  membangun dunianya, dunia pengetahuannya.  Dan membangun dunia itu tidak bisa lepas, karena manusia itu tidak steril, manusia tidak lepas dari sejarah masa lampaunya, maka membangun hidup atau membangun filsafat anda itu merupakan rangkaian, tali temali, yang pilar-pilarnya adalah pendapat para filsuf, dan anda harus dapat menguraikan setiap hal yang ada dan yang mungkin ada di dalam hidup anda, mulai dari sejarahnya, tokohnya, dan perkembangannya seperti apa dalam perjalanan, dan seterusnya.  Kalau saya bersikap ini berarti saya skeptisism, misalnya. Apa itu skeptisism? Tokohnya adalah Rene Descartes. Skeptisism itu sebenarnya sejak dulu sudah ada, soalnya Socrates itu juga skeptis, karena Socrates selalu bertanya.
Hubungan antara ilmu filsafat dengan ilmu bidang itu hubungan ontologis, hubungan epistemologis, hubungan aksiologis, hubungannya ya berfilsafat. Hubungan aksiologis itu hubungan hakikinya apa, berfilsafat adalah olah pikir, semua ilmu pasti menggunakan oalh pikir. Maka, filsafat itu  jelas berhubungan antologis, berhubungan hakikinya dengan ilmu-ilmu yang menggunakan olah pikir. Berfilsafat itu berpikir yang refleksif.
Berfilsafat itu adalah berusaha untuk mengenal diri sendiri. Dan tidaklah ada orang yang benar-benar kenal diri sendiri, yang ada hanya berusaha mengenal saja. Karena ciptaan tuhan itu misteri. Kalau anda kenal dirimu sendiri berarti anda harus bisa menjelaskan ruh mu, seperti apa. Penjelasanmu itu pertanda engkau kenal. Maka sebenar-benar kenal itu adalah penjelasannya. Sebenar-benar filsafatmu itu adalah komen-komenmu atau tulisan-tulisanmu. Maka 1001 jawaban masih kurang untuk mendefinisikan sesuatu. Kita tidak akan pernah selesai mendefinisikan diriku sendiri, maka kita juga tidak akan pernah selesai mengenali diriku sendiri, apalagi orang lain. Sebenarnya seseorang itu mampu mendifinisikan sifat, tetapi itu tidak akan pernah selesai. Jika ada pertanyaan bisa tidak kamu memikirkan sesuatu yang tidak bisa kamu pikirkan, jawabannya adalah tidak penting jawabnya bisa atau tidak bisa, yang penting adalah penjelasannya. Karena sebenar-benar filsafat adalah penjelasanmu itu.
Punakawan, yaitu semar, bagong, petruk, gareng. Punokawan itu penyelaras dan pemerjelas. Artinya, makna kesatria pandawa (janaka, werkudoro, dll) itu tidak punya makna yang bagus yang bisa diketahui khalayak ramai kalau tidak ada punokawan. Karena punokawan itu bahasa common sense. Sedangkan kesatria itu  bahasanya formal. Punokawan itu adalah material, materialnya formal, normatif, spiritual. Punokawannya itu dari material sampai kepada spiritualnya. Maka untuk dalang-dalang tertentu di area resmi itu tidak muncul punokawannya, tapi untuk dalang-dalang yang hebat bisa memperbincangkan sehingga punokawan masuk, bahkan bisa sendau gurau dengan raja, itu keunggulan. Jadi kalo dari sisi filsafatnya punokawan itu material, penyelaras, dan pembuat harmoni. Dan itulah hermenetika, karena  dengan punokawan dia menerjemahkan dan diterjemahkan menjadi sangat bagus dan sangat lancar (30.50). Maka punokawan itu hermenetika di dalam perwayangan.
Ganda mengandung pengertian dunia yang terbelah, dunia hitam dan dunia putih jadi satu. Maka biasanya keadaan-keadaan yang tidak sehat dalam hidup kita adalah keadaan-keadaan di perbatasan. Pentingnya hermenetika, yaitu hidup menggunakan metode hidup, apapun yang kita persoalkan. Kepribadian ganda itu disebabkan oleh banyak hal, biasanya gocangan-goncangan, atau disharmoni. Bisa juga disebabkan karena potensi orang lain yang sangat kuat (diterminasi). Power of mind yaitu apa yang ada dalam pikiran, kalau mau jadi laki-laki ya jadi laki-laki, kalau mau jadi perempuan ya jadi perempuan.

Sabtu, 15 September 2012

Refleksi Perkuliahan 2 (Senin, 10 September 2012)

FILSAFAT DARI PERTANYAAN-PERTANYAANKU


Filsafat itu tergantung dari obyek dan metodenya. Obyek adalah apa yang dipikirkan dan metodenya adalah bagaimana memikirkannya. Orang yang tau bahwa bahwa filsafatnya itu sudah memasuki ranah spiritual adalah orang yang mempunyai pengalaman di bidang spiritual dan orang yang sedang memikirkannya dan mampu merefleksikannya.
Dari sisi filsafat, segala sesuatu obyek itu berdimensi. Lupa juga berdimensi, dimensi ruang dan dimensi waktu, lupa tentang apanya, lupa tentang dimananya, dan bagaimana lupanya. Orang yang tidak lupa adalah diriku yang sedang memikirkannya, sedangkan orang yang lupa adalah juga dirimu yang sedang tidak memikirkannya. Maka hidup ini 90% lebih adalah lupa. Misalkan saja saat anda memikirkan filsafat, sedangkan di luar filsafat adalah banyaknya tak berhingga. Maka lupa secara filsafat itu tidak lain tidak bukan adalah abstraksi, reduksi, pilihan di bawah sadar, dimana anda memilih suatu keadaan tidak sadar bahwa tidak memperhatikannya atau tidak memikirkannya. Lupa itu adalah sebagian besar daripada diri kita, karena yang kita pikirkan itu hanya sedikit dari fenomena yang banyak dan fenomena yang kita lupakan.
Ketika ada banyak orang berfilsafat, maka bisa saja dikatakan bahwa salah satunya benar dan yang lainnya salah, atau semuanya benar, atau semuanya salah. Dalam filsafat, benar itu berdimensi, bertingkat-tingkatan, dan bermacam-macam. Ada benar dalam pikiran anda dan benar dalam penglihatan anda. Benar dalam pikiran beda dengan benar dalam penglihatan, beda pula dengan benar dalam pendengaran. Dalam filsafat terdapat benar absolut atau benar dalam spiritual dan benar material (benar secara hukum alam atau dalam hukum sebab akibat).
Dalam filsafat, orang lain yang ada di dalam diriku adalah semua yang sedang aku pikirkan, bisa saja istriku, anakku, cucuku, dan semua orang yang aku kenal. Jika anda pernah memikirkanku, berarti aku ada di dalam dirimu, itu misalnya.
Hermenetika itu tidak cukup hanya dipelajari, tapi dilaksanakan. Intisari dari hermenetika adalah menerjemahkan, yang meliputi semua hal. Karena dalam berfilsafat adalah olah pikir, maka menerjemahkan tidak cukup dengan memikirkannya tetapi juga melihatnya, mengatakannya, menuliskannya, dan melaksanakannya.
Dalam filsafat, jawaban yang benar atau salah yang relatif bukan tergantung alasannya, tetapi tergantung dimensinya, tergantung oleh konteks ruang dan waktu. Jawaban yang berlaku umum dan universal itu hanya satu, yang bersifat mono yang disebut monoisme. Jawaban umum yang berlaku umum itu adalah kebenaran spiritual, kebenaran monotheism, monotheisme. Jawaban yang berlaku umum artinya semakin ke universal atau semakin umum larinya ke hati, itu kebenaran absolut. tapi selama dia masih di dalam pikiran manusia, selama itu juga masih relatif.
Dalam berfilsafat, antara dua orang lebih boleh berbeda pendapat. Dalam diri seseorang saja ada banyak pikirannya tentang satu hal, meliputi hal-hal yang ada ataupun yang mungkin ada. Belajar filsafat itu sebetul-betulnya adalah membaca sumber primer, misalnya karya-karya Pythagoras, karya-karya Rene Descartes, dan lain sebagainya.
Filsafat Yunani Kuno menjadi acuan dari filsafat-filsafat lain karena, pertama, ada dokumennya, kedua, secara substansi orang Yunani Kuno adalah orang/bangsa yang pertama kali mengubah mitos menjadi logos. Pada saat itu ada kepercayaan bahwa pelangi itu adalah jembatan para bidadari yang turun dari langit ke bumi. Kemudian oleh para pemikir hal tersebut dibantah. Mereka mengatakan bahwa pelangi itu adalah bayangan dari sinar yang menembus air. Mereka membuktikannya dengan cermin yang dimasukkan ke dalam air dan ketika terkena cahaya, cahaya itu akan memantul pada tembok dan menghasilkan macam-macam warna.
Musuh besar filsafat yaitu mitos, atau sesuatu yang sudah kau anggap jelas. Mitos tidak semuanya jelek. Anak kecil itu belajar karena mitos, seperti dalam belajar makan, minum, dan sebagainya. Mereka belum menggunakan logos.
Secara filsafat, ilmu alam dan ilmu sosial lahirnya bersamaan, kalau ilmu biologi, sosiologi, dan sebagainya itu lahirnya setelah revolusi filsafat positivism. Jadi ilmu itu berkembang, ilmu yang berkembang itu bersifat positif, positif itu artinya meninggalkan filsafat, meninggalkan aspek-aspek yang tidak bisa dipercaya, maka dia menggunakan logiko, hipotetiko, dan seterusnya (metode-metode ilmiah sekarang ini).

Sabtu, 08 September 2012

Refleksi Perkuliahan 1 (Senin, 3 September 2012)


Tingkatan filsafat yaitu berada di bawah spiritual dan di atas aplikasi.
Bisa disimbolkan : Spiritual > Filsafat > Ilmu bidang > Aplikasi
Maka dari itu, 1 langkah berfilsafat sama dengan 10 langkah berspiritual, 10 langkah berfilsafat sama dengan 100 langkah berspiritual, dan seterusnya. Ini berarti jika kita berfilsafat 1 kali, maka hendaknya itu akan meningkatkan berspiritual kita 10 kali, dan seterusnya.
Kita berfilsafat boleh setinggi-tingginya, tetapi kita harus hati-hati. Berfilsafat tidak boleh melebihi spiritual, karena spiritual bersifat absolut. Yang bersifat spiritual itu ada pada hati kita, dan pikiran kita mungkin tidak sanggup memikirkannya. Maka dari itu hati kita lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan pikiran kita.

Berfilsafat merupakan berfikir secara refleksif, berlatih berfikir kritis. Filsafat itu sendiri bermakna penjelasan atau pola pikir.
Setiap orang berhak untuk berfilsafat. Seorang profesor, guru, mahasiswa, pengemis, mereka semua mempunyai hak untuk berfilsafat. Karena pada hakikatnya mereka diberi pikiran oleh Allah SWT untuk berfilsafat.
Sifat berfikir refleksif yaitu:
1.    Intensif, yang berarti sedalam-dalamnya
2.    Ekstensif, yang berarti seluas-luasnya

Obyek filsafat adalah segala yang ada dan yang mungkin ada.
Jadi obyek filsafat pendidikan matematika adalah segala yang ada dan yang mungkin ada dalam pendidikan matematika, obyek filsafat ilmu fisika adalah segala yang ada dan yang mungkin ada dalam ilmu fisika, dan lain sebagainya.
Segala sesuatu di dunia ini bisa bersifat ada dan bersifat mungkin ada. Sebagai contoh, saya berkata saya memiliki seorang kakak. Nama kakak saya itu ada bagi saya, tetapi masih mungkin ada bagi Anda. Jika saya memberitahu nama kakak saya kepada Anda, yaitu namanya adalah Yudi, maka nama kakak saya itu menjadi ada bagi Anda.
Metode berfilsafat yaitu terjemahkan, disebut hermedika.
Semua yang ada dipikiran manusia adalah relatif.
Cara belajar berfilsafat tidak bisa secara instan. Kita bisa berfilsafat dengan menggunakan pikiran kita yang disertai dengan pengetahuan-pengetahuan dan pengalaman-pengalaman kita. Salah satu cara yang paling mudah untuk kita mendapatkan pengetahuan sebagai modal kita dalam berfilsafat adalah membaca, membaca dan membaca.