MENGGAPAI
UJIAN AKHIR SEMESTER
Filsafat
dalam pembelajaran matematika bisa diambil dari pengalaman di sekolah, s1, s2,
pengalaman mengikuti seminar, workshop, atau ingat penjelasan Pak Marsigit. Artinya
yang sangat alami yang telah kita alami. Filsafat dalam pembelajaran matematika
ada filsafat pembelajarannya dan filsafat matematikanya. Filsafat ini dapat
diingat mengenai peta pendidikan dunia 1, 2, 3. Kalau itu teoritis atau diambil
dari teori berarti itu kerangkanya, dan akan lebih kokoh kalau disertakan
contoh-contohnya.
Dalam
penerapan constructivism dalam pembelajaran matematika, bedanya orang yang
belajar filsafat itu dia mampu menembus filsafatnya tidak hanya berhenti di
psikologi. Kalau orang yang belajar pendidikan tanpa belajar filsafat maka
kontruktivism hanya sebagai resep yang berhenti di psikologi saja. Tetapi dalam
filsafat, constructivism itu sejak awal dari persoalan filsafat dari membuang
mitos dan membangun logos itu sudah termasuk construct, ini sudah menembus
ruang dan waktunyan secara jauh sekali. Dengan demikian to construct itu adalah
epistemologi, yaitu salah satu wujud dari epistemologi. Hanya saja kalau sudah
turun ke bawah menjadi bermacam-macam, constructivism dalam filsafat masih
solid, tetapi kalau sudah sampai di bawah itu sudah tercerai berai, misalnya constructivism
dalam psikologi, constructivism dalam arsitektur/teknik sipil, dll.
Dalam
hal epistemological foundation of mathematics, di dalam filsafat kalo ada
epistemological foundation supaya adil pasti ada ontological foundation. Karena
antara epistemologi dan ontologi tidak bisa dipisah. Kalau ada epistemological
foundation, ada ontological foundation, maka pasti ada aksiological foundation
of mathematics. kata penghubungnya adalah foundation. Apa yang difondamenkan
bisa mathematic, bisa education, bisa knowledge, bisa art, bisa love, etik,
attitude, dll. Maka setiap yang ada dan yang mungkin ada bisa mempunyai
foundation. Separo dunia adalah foundation, dan separo dunia yang lain adalah
anti foundation atau intuisionism. Maka bisa juga dibuat epistemological anti
foundation of mathematics, itu sebagai bentuk kreativitas.
Filsafat
dibagi menjadi 3, yaitu klasik, modern, kontemporer. Maka ada epistemologi
klasik, epistemologi modern, epistemologi kontemporer. Dalam belajar filsafat,
harusmya seseorang bisa menembus ketiganya itu. Yang kontemporer itu kita
lakukan setiap hari, misalnya studi riset S2. Epistemologi kontemporer itu setali
tiga uang dengan epistemologi powernow, kapitalism, pragmatism, utilitarian,
dan hedonism. Dampak dan produk dari epistemologi kontemporer yaitu misalnya
adanya arisan sex di kalangan pelajar, grativikasi sex pada kalangan para
pejabat, dll. Masalah pendidikan sekarang ini dipegang oleh orang-orang yang
tidak mengetahui tentang pendidikan, mereka tidak mengetahui hakekat guru,
hakekat siswa, hakekat belajar, dsb.
Terdapat
ontological foundation, epistemological foundation, dan aksiological
foundation. Ontological mengenai konsep, menghenai hakekat, mengenai
pengertian, intinya adalah adanya wadah dan ini (adanya forma dan
substansinya). Hebatnya Imanuel Kant, apistemological dari Imanuel Kant itu
adalah sintetik apriori, itu foundation daripada mathematics. Selain itu hebatnya
Imanuel Kant itu adalah rasional empiris, membangun rumah di atas objek yang
berjalan, ibarat rayap membangun gedung di atas gerbong ketera api. Matematika
itu sekaligus empiris, sekaligus rasional.
Kajian
dalam filsafat ada 3, metafisik, filsafat umum, dan etik dan estetika atau
akhlak. Semua orang itu mengalami pasang surut dalam beribadah. Pasti ada
berbagai gangguan yang kadang-kadang datang. Tidak ringannya pembelajaran
filsafat ilmu ini karena totalitasnya pembelajaran ini, dan ada penjiwaan di
dalamnya. Poin-poin yang berat di dalam pembelajaran filsafat, yang utama
adalah teologi / hakekat tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar